Selasa, 01 Juli 2014

ANALISIS PERKEMBANGAN HARGA GABAH DAN BERAS BULAN MARET 2014

     Selama Bulan Maret, harga gabah sudah menunjukkan penurunan. Secara nasional, Harga Gabah Kering Panen (GKP) turun 6,52% dibandingkan bulan sebelumnya. Meskipun demikian rata-rata harga GKP nasional masih diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yaitu Rp 4.135/kg atau 25,3% di atas HPP. Harga GKP terendah terjadi di Provinsi Riau, yaitu sebesar Rp 2.800/kg dan tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, yaitu mencapai Rp 6.000/kg. Harga GKP tertinggi tersebut merupakan harga gabah dengan varietas lokal, yaitu Siam Unus dan Unus, sehingga harganya cenderung tinggi.

Serupa dengan harga GKP, harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan juga menunjukan penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan masih berada diatas harga HPP. Pada bulan Maret 2014, rata-rata nasional harga GKG tingkat penggilingan Rp 4.876/kg atau turun 0,50% dari bulan sebelumnya dan lebih tinggi 17,49%. Harga GKG terendah terjadi di Provinsi Sumatera Utara, yaitu sebesar Rp 4.150/kg dan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat, yaitu mencapai Rp 5.600/kg. (sumber : BPS)

Grafik 1. Perkembangan Rata-Rata Nasional Harga Gabah Kering Panen (GKP) dan Harga Gabah Kering Giling (GKG)


Di tingkat grosir Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) pada Bulan Maret 2014, beberapa jenis beras premium mengalami kenaikan, yaitu beras Cianjur Kepala, Cianjur Slyp, Setra, Saigon dan Muncul I naik berkisar antara 3,64% - 5,19%, sedangkan harga beras medium, seperti IR 64-I dan IR 64-II, mengalami penurunan berkisar antara 1,81% - 2,09%. Rata-rata harga beras premium di PIBC bulan Maret 2014 berkisar antara Rp 9.390/kg - Rp 11.990/kg dan beras medium berkisar antara Rp 8.268/kg – Rp 8.956/kg.

Grafik 2. Perkembangan Harga Beras di PIBC Bulan Desember 2013-Maret 2014

Fenomena masih naiknya harga beras di tingkat eceran ini disebabkan oleh terlambatnya panen padi di beberapa daerah sentra produksi. Menurut informasi dari petani, panen mundur 1 bulan, yaitu yang biasanya panen pada Bulan Maret, kini mundur hingga akhir Bulan Maret hingga awal April. Diperkirakan pada awal bulan April 2014, harga beras di tingkat eceran akan turun seiring dengan akan berlangsungnya panen di beberapa daerah sentra produksi.
Terlambatnya panen di beberapa daerah sentra produksi dan adanya hambatan distribusi dikarenakan jalan rusak berpengaruh terhadap pemasukan beras ke PIBC. Rata-rata pasokan beras ke PIBC selama bulan Maret 2014 di bawah 2.000 ton/hari, yaitu sebesar 1.965 ton/hari, atau turun 1,97% dibandingkan bulan Februari 2014. Total pemasukan beras ke PIBC selama bulan Maret sebesar 60.909 ton. Pemasukan beras tersebut didominasi dari daerah Jawa Tengah (29,34%), Cirebon (20,28%), Karawang (12,21%), sedangkan dari daerah lainnya (Jawa Timur, Cianjur, gudang Jakarta, antar pulau, Bandung, Bulog dan Banten) mencapai sekitar 38,17%. 
Grafik 3. Perkembangan Pasokan Beras di PIBC  Bulan Desember 2013- Maret 2014
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar