Senin, 24 Maret 2014

BANK DUNIA : HARGA PANGAN TERUS MEROSOT

Liputan6.com, Washington Bank Dunia melaporkan harga-harga pangan global terus menunjukkan penurunan dalam kurun waktu Oktober 2013 hingga Januari 2014. Sejumlah faktor termasuk tingginya hasil panen terus memicu turunnya harga-harga pangan.

Seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (28/2/2014), dalam laporan bertajuk Food Price Watch, indeks harga pangan global turun 3% dalam kuartal terakhir 2013 hingga Januari 2014. Dibandingkan tahun lalu, indeks harga pangan global telah merosot 11%.

Setelah sempat mencapai puncak tertingginya pada Agustus 2012, kini harga pangan global menurun 18% dari level tersebut. Secara keseluruhan, kemerosotan harga-harga pangan dunia dipicu tingginya panen gandum, jagung dan beras yang sekaligus meningkatkan jumlah pasokan dan penguatan saham-saham global.

Dalam periode 3 bulan tersebut, harga biji-bijian merosot 5%. Meski demikian, harga setiap komoditasnya bergerak variatif.

Sementara harga-harga jagung, gandum dan gula masing-masing merosot 2%, 15% dan 16%. Sebaliknya harga beras justru menunjukkan kenaikan sebesar 3%.

Bank Dunia melaporkan, meskipun harga pangan terus menurun, tetapi nilai jualnya tidak terlalu jauh dari level puncaknya.

"Sejumlah tekanan pada harga-harga pangan diprediksi dapat mereda dalam jangka panjang dengan tren kondisi panen yang normal dalam beberapa bulan ke depan. Meski demikian kekhawatiran mengenai cuaca di Argentina, Australia dan sebagian wilayah China, kenaikan harga minyak, dan ketakutan adanya penurunan beras dari Thailand, harus diawasi secara teliti," ungkap wakil dari Bank Dunia seperti tertulis dalam laporan tersebut.

Laporan itu juga mencatat masyarakat dunia telah kehilangan seperempat pangan yang diproduksi untuk dikonsumsi. Kondisi tersebut menyebabkan inefesiensi yang besar pada pemanfaatan sumber daya alam, energi dan ekonomi.

Salah satu solusi potensial yang bisa dilakukan guna mencegah terbuangnya pasokan pangan secara sia-sia adalah dengan mengembangkan teknik produksi agrikultural, berinvestasi lebih besar di bidang transportasi dan infrastruktur penyimpanan pasokan serta mengubah sikap komersil dari para konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar