Perkembangan harga jagung
nasional tingkat konsumen tahun 2013 relatif stabil (tidak berfluktuasi)
dibandingkan tahun 2011 dan tahun 2012. Nilai koefesien variasi (CV) tahun 2013
hanya 1,74 persen, sedangkan tahun 2012 mencapai 2,90 persen dan tahun 2011
mencapai 3,56 persen. Namun demikian, harga jagung tahun 2013 berada pada
posisi harga yang tinggi dibandingkan tahun 2012 dan 2011 (Tabel 1).
Tabel 1. Perkembangan Harga
Jagung Nasional Tingkat Konsumen
Tahun
2011 s.d. Tahun 2013*)
Uraian
|
2011
|
2012
|
2013
|
Rata-rata (Rp/Kg)
|
4.885
|
5.258
|
5.695
|
Maksimum (Rp/Kg)
|
5.075
|
5.505
|
5.840
|
Minimum (Rp/Kg)
|
4.532
|
5.018
|
5.553
|
% Koefisien Variasi
|
3,56
|
2,90
|
1,74
|
% Akum Perubahan
|
15,10
|
12,13
|
5,89
|
% Rata2 Perubahan
|
1,26
|
1,01
|
0,74
|
Periode Harga Tertinggi
|
Nov-Des
|
Okt
& Des
|
Jul-Agt
|
Periode Harga Terendah
|
Jan-Feb
|
Jan
& Mar
|
Jan-Feb
|
Data
s.d. Agustus 2013
Secara nasional, periode harga jagung
tingkat konsumen tertinggi dan terendah tiga tahun terakhir relatif berbeda.
Berdasarkan data terakhir, harga jagung tingkat konsumen tertinggi tahun 2013
terjadi pada bulan Juli-Agustus, dan periode terendah terjadi pada bulan Januari-Februari
(Tabel 1).
Sesuai pola panen jagung, produksi jagung tertinggi
terjadi pada bulan Februari. Hal ini mempengaruhi harga jagung tingkat konsumen,
sehinggga pada bulan tersebut harga jagung cenderung turun. Sementara, pada
periode dimana produksi jagung rendah, harga akan naik
Grafik 1. Harga Jagung Nasional Tingkat Konsumen
Januari 2011 s.d. Agustus 2013
Berdasarkan Grafik
III-3, harga jagung cenderung naik selama tiga tahun terakhir.
Pada tahun 2013, harga jagung telah mengalami kenaikan sebesar 5,89 persen.
Kenaikan ini masih lebih rendah dibandingkan kenaikan harga jagung pada tahun
2012 (12,1 persen) dan tahun 2011 (15,10 persen). Rata-rata harga jagung
tingkat konsumen tahun 2013 (s.d. Agustus) mencapai Rp 5.695/kg, atau naik 8,31
persen dibandingkan tahun 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar